HomeBudidaya Rumput Laut Pdf Creator
12/6/2017

Budidaya Rumput Laut Pdf Creator

Catatan: Proposal ini merupakan contoh tugas kewirausahaan yang dikumpulkan dari berbagai sumber. Tugas Wirausaha BUDIDAYA RUMPUT LAUT NAMA STAMBUK PROGRAM STUDI JURUSAN: IRAWATI: 05: S 1: BAHASA INGGRIS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2009 PERENCANAAN BISNIS PT LAUT SEGARA BUDI DAYA RUMPUT LAUT Nama Pengusaha LA PATANG Disusun oleh: IRAWATI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2009 PT.

LAUT SEGARA Jl. Andi Muhammadiyah No. 98 Bonto Tiro, Bulukumba Sulawesi Selatan Telp. (0418)-8219525 No../I01.4/LS/C/II/2009 Februari 2009 H a l: Permohonan Bantuan Dana Usaha Kepada Yth: Subdit Pengembangan Manajemen dan Komoditas Jl.

Budidaya Rumput Laut Pdf Creator

Bandang No.125 Bulukumba Telepon 0418 78732 05 Dalam menghadapi era perdagangan bebas, sangat dibutuhkan peningkatan persaingan pasar guna meningkatkan perekenomian yang lebih seimbang serta peningkatan sumber daya manusia. Menanggapi hal tersebut, PT.

Catatan: Proposal ini merupakan contoh tugas kewirausahaan yang dikumpulkan dari berbagai sumber. Tugas Wirausaha BUDIDAYA RUMPUT LAUT NAMA STAMBUK PROGRAM STUDI.

Laut Segara bermaksud menambah perluasan modal untuk lebih meningkatkan produksi dan juga tenaga kerja. Bersama ini kami sampaikan permohonan proposal bantuan modal sebesar Rp. 64.362.500 x 6 (banyaknya periode)= Rp386.175.000.

Untuk ekspandi perusahaan. Sebagai bahan pertimbangan bagi Bapak bersama ini,kami lampirkan sebagai berikut: 1.Foto Copy Surat Izin Domisili 2.Foto Copy SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) 3.Foto copy NPWP 4.Foto copy Sertifikat Tanah Hak Milik 5.Foto copy IMB (Izin Mendirikan Bangunan 6.Foto Copy Kartu Keluarga 7.Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) Besar harapan kami permohonan ini dapat terealisir sesuai dengan kebutuhan yang tertera pada proposal. Atas perhatian dan bantuannya kami ucapkan terima kasih. Hormat kami PT. Laut Segara La Patang Direktur A.Data Perusahaan 1.Nama Perusahaan: PT.

Laut Segara” 2.Bidang Usaha: Produsen Food 3.Jenis Produk: Budidaya Rumput Laut 4. Alamat Perusahaan: Jl. Andi Muhammadiyah No. 98 Bonto Tiro, Bulukumba Sulawesi Selatan 5.

Nomor Telepon: 0418-78732 B.Data Pemilik Nama Pemilik: La Patang Jabatan: Direktur Tempat tanggal lahir:Bulukumba, 27 Juni 1967 Alamat Rumah:Jl. 03, Bulukumba, Sulawesi Selatan Nomor Telephon: Struktur Organisasi: C.Data Konsultan 1.Nama Konsultan: Rita Puspita Dewi, S.E, M.M 2. Jabatan: Direktur Pusat Pengembangan Ekonomi dan Manajemen Bulukumba. 2.Tempat Tanggal lahir: Makassar, 15 April 1980 3.Alamat Rumah: Jl. Cik Di Tiro No.25, Bulukumba, Sulawesi Selatan 4.Nomor Telephon: 88 5.Alamat E-mail; Rita-dewi@gmail.com 6.Pendidikan Terakhir: Magister Manajemen (S2) 7.Pengamalan Kerja: Konsultan di beberapa UMKM D.Alasan Pemilihan budidaya rumput laut BUDIDAYA RUMPUT LAUT PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Budidaya rumput laut yang pada umumnya dapat dilakukan oleh para petani/nelayan dalam pengembangannya memerlukan keterpaduan unsur-unsur sub sistem, mulai dari penyediaan input produksi, budidaya sampai ke pemasaran hasil. Keterpaduan tersebut menuntut adanya kerjasama antara pihak-pihak yang terkait dalam bentuk kemitraan usaha yang ideal antara petani/usaha kecil yang pada umumnya berada dipihak produksi dengan Pengusaha Besar yang umumnya berada di pihak yang menguasai pengolahan dan pemasaran. Usaha perikanan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang dalam bentuk usaha perikanan rakyat, dan perikanan besar milik pemerintah serta milik swasta nasional atau asing.

Perikanan rakyat merupakan usaha skala kecil yang bercirikan antara lain pengelolaanya secara tradisional, produktivitas rendah dan para umumnya tidak mempunyai kekuatan menghadapi kompetisi pasar. Di lain pihak, perikanan besar yang memiliki teknologi skala usaha yang besar, mengelola usahanya secara modern dan teknologi tinggi, sehingga produktivitasnya tinggi dan mempunyai kekuatan untuk menghadapi persaingan pasar. Kelemahan dari pengusaha perikanan kecil dan kekuatan dari pengusaha perikanan besar, merupakan potensi yang bisa menciptakan kesenjangan diantaranya.

Karena dalam perkembangannya ada saling berkepentingan di antara kedua pihak, kesenjangan yang bisa timbul akan dapat diperkecil dengan mengadakan kemitraan antara pengusaha kecil perikanan rakyat dengan pengusaha besar di bidang perikanan atau produk kelautan. Salah satu komoditas yang masuk sebagai komoditas perikanan karena diusahakan di laut, dan yang dapat dikembangkan dengan menjalin kerja sama kemitraan adalah budidaya rumput laut.

Perairan laut Indonesia dengan garis pantai sekitar 81.000 km diyakini memiliki potensi rumput laut yang sangat tinggi. Tercatat sedikitnya ada 555 jenis rumput laut di perairan Indonesia, diantaranya ada 55 jenis yang diketahui mempunyai nilai ekonomis tinggi, diantaranya Eucheuma sp, Gracilaria dan Gelidium Jenis rumput laut yang banyak dibudidayakan adalah eucheuma, sp dan gracilaria. Di samping sebagai bahan untuk industri makanan seperti agar-agar, jelly food dan campuran makanan seperti burger dan lain-lain, rumput laut adalah juga sebagai bahan baku industri kosmetika, farmasi, tekstil, kertas, keramik, fotografi, dan insektisida. Mengingat manfaatnya yang luas, maka komoditas rumput laut ini mempunyai peluang pasar yang bagus dengan potensi yang cukup besar. Permintaan rumput laut kering kurang 9.300 MT per tahun dan untuk kebutuhan industri di luar negeri 15.000 s.d. 20.000 MT per tahun. Pabrik pengolahan keragian rumput laut di Indonesia telah ada sejak tahun 1989.

Sekarang ini ada 6 pabrik pengolahan rumput laut di Indonesia, karena itu pabrikan dan eksportir bersaing untuk memperoleh bahan baku rumput laut kering. Rumput laut sebagai salah satu komoditas ekspor merupakan sumber devisa bagi negara dan budidayanya merupakan sumber pendapatan petani nelayan, dapat menyerap tenaga kerja, serta mampu memanfaatkan lahan perairan pantai di kepulauan Indonesia yang sangat potensial. Sebagai negara kepulauan, maka pengembangan rumput laut di Indonesia dapat dilakukan secara luas oleh para petani/nelayan.

Namun adanya permasalahan dalam pembudidayaan rumput laut seperti pengadaan benih, teknis budidaya, pengolahan pasca panen dan pemasarannya, maka untuk pengembangan usaha budidaya rumput laut ini para petani/nelayan perlu melakukannya dengan pola PKT (Proyek Kemitraan Terpadu) dimana para petani/nelayan bekerjasama menjalin kemitraan dengan pengusaha besar rumput laut. Untuk pengembangan budidaya rumput laut ini dipandang perlu adanya acuan yang dapat dimanfaatkan oleh pengusaha kecil, pengusaha besar, dan perbankan dalam mempersiapkan proyek ini. Dalam rangka menunjang pengembangan usaha budidaya rumput laut ini, disiapkan laporan model kelayakan PKT Rumput Laut ini yang disusun untuk dapat dipergunakan bagi pihak-pihak terkait dan Bank sebagai acuan di dalam mempersiapkan dan mempertimbangkan kelayakan pembiayaan dan pinjaman Bank. ASPEK KEUANGAN KEBUTUHAN BIAYA PROYEK Kebutuhan biaya proyek terdiri atas biaya investasi dan biaya tenaga kerja. Biaya investasi adalah biaya yang diperlukan untuk pengadaan sarana produksi terdiri atas: Pengadaan bambu, tali nilol, tali rafia, tali jangkar, jangkar, bibit, tempat dan alat penjemuran dan pondok tunggu.

Biaya tenaga kerja dapat dirinci atas: biaya pembuatan rakit, pengikatan bibit, merajut tali gantungan, memasang setting di laut, pemeliharaan tanaman, pembuatan jemuran, biaya operasi perahu, biaya panenan dan pasca panen. Rincian biaya proyek diuraikan sebagai berikut a. Biaya Investasi Periode 1. - Rakit Apung Rp. 25.625.000 - Bibit (E.

12.500.000 - Tempat dan alat penjemuran Rp 4.500.000 - Sampah Perahu ketinting Rp. 3.500.000 - Rumah tunggu Rp. 3.000.000 Jumlah investasi periode1 Rp 49.125.000 Periode 2 Rp.

0 Periode 3 Rakit Apung Rp. 11.875.000 Periode 4 Rp 0 Periode 5 Rp.

0 Periode 6 Rakit Apung Rp. 11.875.000 Total investasi Rp. 72.875.000 Pada periode ketiga dan keenam dilakukan penggantian bambu dan tali rafia untuk rakit apung, sedangkan tali ris dan jangkar masih dapat digunakan sampai satu tahun operasi (6 periode). Dengan dilakukan penggantian bambu dan tali rafia pada rakit apung, maka biaya tenaga kerja pada periode ketiga dan keenam pun mengalami peningkatan, yang masing-masing periode sebesar Rp. Biaya Tenaga Kerja - Periode 1 Rp. 13.987.500 - Periode 2 Rp 13.687.500 - Periode 3 Rp 8.812.500 - Periode 4 Rp.

8.812.500 - Periode 5 Rp. 13.687.500 - Periode 6 Rp. 8.812.500 Total Biaya Tenaga kerja Rp. Biaya Operasi Perahu: - Periode 1 Rp. 1.125.000 - Periode 2 Rp 1.125.000 - Periode 3 Rp 1.125.000 - Periode 4 Rp.

1.125.000 - Periode 5 Rp. 1.125.000 - Periode 6 Rp. 1.125.000 Total Biaya Operasi Perahu Rp. 7.500.000 Total biaya Proyek per tahun Rp.

148.175.000 Kebutuhan biaya proyek selama periode pertama adalah - Biaya Investasi Rp. 49.125.000 - Biaya tenaga kerja Rp. 13.987.500 Total Rp. 64.362.500 ANALISIS KEKUATAN, KELEMAHAN, PELUANG DAN ANCAMAN: Kekuatan: 1.Harga Terjangkau 2.Kualitas terjamin 3.Kebersihan Rumput laut terjamin Kelemahan: 1.Manajemen tradisional 2.Sarana dan prasarana sederhana 3.Sumberdaya manusia yang masih rendah pendidikan 4.Pemasaran yang masih terbatas Peluang: 1.Pangsa pasar yang masih luas 2.Bahan baku yang mudah di dapat 3.Pesaing besar relatip terbatas 4.Biaya produksi yang terjangkau Ancaman: 1.Munculnya pesaing baru RENCANA KEBUTUHAN PINJAMAN Untuk melakukan ekspandi dan akselerasi perusahaan akan meningkatkan kapasitas 50% dari usaha sekarang. Dengan peningkatan kapasitas tersebut diperlukan dana sebesar Rp386.175.000. Dana pinjaman tersebut akan diangsur selama tiga tahun per bulan. Adapun agunan untuk pinjaman tersebut adalah tanah dan bangunan yang ada di atas tempat usaha.

PENUTUP Demikian rancangan proposal yang disusun dalam rangka untuk memenuhi pihak-pihak yang memerlukan dan bagi pemilik sebagai acuan pengembangan bisnis. Bulukumba, 05 Februari 2009 Konsultan Rita Puspita Dewi, S.E, M.M DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA KANTOR WILAYAH DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROPINSI SULAWESI SELATAN KOTA MAKASSAR SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP)MENENGAH NOMOR: 0820 -130 / 2023/PM/XI/2000 1. Nama Perusahaan: PT LAUT SEGARA 2.

Merek (milik sendiri/lisensi): MILIK SENDIRI 3. Alamat Kantor perusahaan: Jl. Andi Muhammadiyah No. 98 Bonto Tiro, Bulukumba Sulawesi Selatan 4. Nama Pemilik / Penanggung Jawab: LA PATANG 5.

Alamat Pemilik / Penanggung Jawab: Jl. Andi Muhammadiyah No. 98 Bonto Tiro, Bulukumba Sulawesi Selatan 6. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP): 1.562.778.9-801 7. Nilai modal dan kekayaan bersih Perusahaan seluruhnya tidak termasuk Tanah dan Bangunan tempat Usaha: Rp. 500.000.000,-(Lima ratus juta rupiah) 8. Kegiatan Usaha: PERDAGANGAN BARANG 9.

Kelembagaan 10. Bidang Usaha: PERDAGANGAN BESAR: BUDI DAYA PETERNAKAN, PERIKANAN,DAN PERKEBUNAN. Jenis Barang.Jasa Dagangan Utama: BUDI DAYA RUMPUT LAUT SIUP ini diterbitkan dengan ketentuan: PERTAMA: Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) ini berlaku untuk melakukan kegiatan Usaha Perdagangan di seluruh Wilayah Republik Indonesia selama perusahaan masih menjalankan kegiatan Usaha Perdagangan. KEDUA: Pemilik / Penanggung Jawab wajib menaympaikan laporan kegiatan usaha perdagangannya dua kali dalam setahun dengan jadwal untuk semester pertama paling lambat tanggal 31 Juli dan untuk semester kedua paling lambat tanggal 31 Januari tahun berikutnya bagi SIUP Menengah dan Besar atau bagi SIUP Kecil satu kali dalam setahun, selambat-lambatnya tanggal 31 Januari tahun berikutnya. KETIGA: Tidak berlaku untuk kegiatan Perdagangan Berjangka Komoditi. KEEMPAT: Tidak untuk melakukan kegiatan usaha selain yang tercantum dalam SIUP ini. Dikeluarkan di: MAKASSAR Pada tanggal: 30 Nopember 2000 Kantor Departemen Perindustrian dan Perdagangan Kota Makassar Kepala, Drs.

Achmad Yardhy NIP. Catatan: Proposal ini merupakan contoh tugas kewirausahaan yang dikumpulkan dari berbagai sumber.

Tugas Wirausaha BUDIDAYA RUMPUT LAUT NAMA STAMBUK PROGRAM STUDI JURUSAN: IRAWATI: 05: S 1: BAHASA INGGRIS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2009 PERENCANAAN BISNIS PT LAUT SEGARA BUDI DAYA RUMPUT LAUT Nama Pengusaha LA PATANG Disusun oleh: IRAWATI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2009 PT. LAUT SEGARA Jl. Andi Muhammadiyah No. 98 Bonto Tiro, Bulukumba Sulawesi Selatan Telp. (0418)-8219525 No../I01.4/LS/C/II/2009 Februari 2009 H a l: Permohonan Bantuan Dana Usaha Kepada Yth: Subdit Pengembangan Manajemen dan Komoditas Jl.

Bandang No.125 Bulukumba Telepon 0418 78732 05 Dalam menghadapi era perdagangan bebas, sangat dibutuhkan peningkatan persaingan pasar guna meningkatkan perekenomian yang lebih seimbang serta peningkatan sumber daya manusia. Menanggapi hal tersebut, PT. Laut Segara bermaksud menambah perluasan modal untuk lebih meningkatkan produksi dan juga tenaga kerja. Bersama ini kami sampaikan permohonan proposal bantuan modal sebesar Rp. 64.362.500 x 6 (banyaknya periode)= Rp386.175.000. Untuk ekspandi perusahaan. Sebagai bahan pertimbangan bagi Bapak bersama ini,kami lampirkan sebagai berikut: 1.Foto Copy Surat Izin Domisili 2.Foto Copy SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) 3.Foto copy NPWP 4.Foto copy Sertifikat Tanah Hak Milik 5.Foto copy IMB (Izin Mendirikan Bangunan 6.Foto Copy Kartu Keluarga 7.Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) Besar harapan kami permohonan ini dapat terealisir sesuai dengan kebutuhan yang tertera pada proposal.

Atas perhatian dan bantuannya kami ucapkan terima kasih. Hormat kami PT. Laut Segara La Patang Direktur A.Data Perusahaan 1.Nama Perusahaan: PT. Laut Segara” 2.Bidang Usaha: Produsen Food 3.Jenis Produk: Budidaya Rumput Laut 4. Alamat Perusahaan: Jl. Andi Muhammadiyah No. 98 Bonto Tiro, Bulukumba Sulawesi Selatan 5.

Nomor Telepon: 0418-78732 B.Data Pemilik Nama Pemilik: La Patang Jabatan: Direktur Tempat tanggal lahir:Bulukumba, 27 Juni 1967 Alamat Rumah:Jl. 03, Bulukumba, Sulawesi Selatan Nomor Telephon: Struktur Organisasi: C.Data Konsultan 1.Nama Konsultan: Rita Puspita Dewi, S.E, M.M 2.

Jabatan: Direktur Pusat Pengembangan Ekonomi dan Manajemen Bulukumba. 2.Tempat Tanggal lahir: Makassar, 15 April 1980 3.Alamat Rumah: Jl. Cik Di Tiro No.25, Bulukumba, Sulawesi Selatan 4.Nomor Telephon: 88 5.Alamat E-mail; Rita-dewi@gmail.com 6.Pendidikan Terakhir: Magister Manajemen (S2) 7.Pengamalan Kerja: Konsultan di beberapa UMKM D.Alasan Pemilihan budidaya rumput laut BUDIDAYA RUMPUT LAUT PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Budidaya rumput laut yang pada umumnya dapat dilakukan oleh para petani/nelayan dalam pengembangannya memerlukan keterpaduan unsur-unsur sub sistem, mulai dari penyediaan input produksi, budidaya sampai ke pemasaran hasil. Keterpaduan tersebut menuntut adanya kerjasama antara pihak-pihak yang terkait dalam bentuk kemitraan usaha yang ideal antara petani/usaha kecil yang pada umumnya berada dipihak produksi dengan Pengusaha Besar yang umumnya berada di pihak yang menguasai pengolahan dan pemasaran. Usaha perikanan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang dalam bentuk usaha perikanan rakyat, dan perikanan besar milik pemerintah serta milik swasta nasional atau asing.

Perikanan rakyat merupakan usaha skala kecil yang bercirikan antara lain pengelolaanya secara tradisional, produktivitas rendah dan para umumnya tidak mempunyai kekuatan menghadapi kompetisi pasar. Di lain pihak, perikanan besar yang memiliki teknologi skala usaha yang besar, mengelola usahanya secara modern dan teknologi tinggi, sehingga produktivitasnya tinggi dan mempunyai kekuatan untuk menghadapi persaingan pasar. Kelemahan dari pengusaha perikanan kecil dan kekuatan dari pengusaha perikanan besar, merupakan potensi yang bisa menciptakan kesenjangan diantaranya.

Karena dalam perkembangannya ada saling berkepentingan di antara kedua pihak, kesenjangan yang bisa timbul akan dapat diperkecil dengan mengadakan kemitraan antara pengusaha kecil perikanan rakyat dengan pengusaha besar di bidang perikanan atau produk kelautan. Salah satu komoditas yang masuk sebagai komoditas perikanan karena diusahakan di laut, dan yang dapat dikembangkan dengan menjalin kerja sama kemitraan adalah budidaya rumput laut.

Perairan laut Indonesia dengan garis pantai sekitar 81.000 km diyakini memiliki potensi rumput laut yang sangat tinggi. Tercatat sedikitnya ada 555 jenis rumput laut di perairan Indonesia, diantaranya ada 55 jenis yang diketahui mempunyai nilai ekonomis tinggi, diantaranya Eucheuma sp, Gracilaria dan Gelidium Jenis rumput laut yang banyak dibudidayakan adalah eucheuma, sp dan gracilaria. Di samping sebagai bahan untuk industri makanan seperti agar-agar, jelly food dan campuran makanan seperti burger dan lain-lain, rumput laut adalah juga sebagai bahan baku industri kosmetika, farmasi, tekstil, kertas, keramik, fotografi, dan insektisida.

Mengingat manfaatnya yang luas, maka komoditas rumput laut ini mempunyai peluang pasar yang bagus dengan potensi yang cukup besar. Permintaan rumput laut kering kurang 9.300 MT per tahun dan untuk kebutuhan industri di luar negeri 15.000 s.d. 20.000 MT per tahun. Pabrik pengolahan keragian rumput laut di Indonesia telah ada sejak tahun 1989. Sekarang ini ada 6 pabrik pengolahan rumput laut di Indonesia, karena itu pabrikan dan eksportir bersaing untuk memperoleh bahan baku rumput laut kering. Rumput laut sebagai salah satu komoditas ekspor merupakan sumber devisa bagi negara dan budidayanya merupakan sumber pendapatan petani nelayan, dapat menyerap tenaga kerja, serta mampu memanfaatkan lahan perairan pantai di kepulauan Indonesia yang sangat potensial. Sebagai negara kepulauan, maka pengembangan rumput laut di Indonesia dapat dilakukan secara luas oleh para petani/nelayan.

Namun adanya permasalahan dalam pembudidayaan rumput laut seperti pengadaan benih, teknis budidaya, pengolahan pasca panen dan pemasarannya, maka untuk pengembangan usaha budidaya rumput laut ini para petani/nelayan perlu melakukannya dengan pola PKT (Proyek Kemitraan Terpadu) dimana para petani/nelayan bekerjasama menjalin kemitraan dengan pengusaha besar rumput laut. Untuk pengembangan budidaya rumput laut ini dipandang perlu adanya acuan yang dapat dimanfaatkan oleh pengusaha kecil, pengusaha besar, dan perbankan dalam mempersiapkan proyek ini.

Dalam rangka menunjang pengembangan usaha budidaya rumput laut ini, disiapkan laporan model kelayakan PKT Rumput Laut ini yang disusun untuk dapat dipergunakan bagi pihak-pihak terkait dan Bank sebagai acuan di dalam mempersiapkan dan mempertimbangkan kelayakan pembiayaan dan pinjaman Bank. ASPEK KEUANGAN KEBUTUHAN BIAYA PROYEK Kebutuhan biaya proyek terdiri atas biaya investasi dan biaya tenaga kerja. Biaya investasi adalah biaya yang diperlukan untuk pengadaan sarana produksi terdiri atas: Pengadaan bambu, tali nilol, tali rafia, tali jangkar, jangkar, bibit, tempat dan alat penjemuran dan pondok tunggu. Biaya tenaga kerja dapat dirinci atas: biaya pembuatan rakit, pengikatan bibit, merajut tali gantungan, memasang setting di laut, pemeliharaan tanaman, pembuatan jemuran, biaya operasi perahu, biaya panenan dan pasca panen.

Rincian biaya proyek diuraikan sebagai berikut a. Biaya Investasi Periode 1. - Rakit Apung Rp.

25.625.000 - Bibit (E. 12.500.000 - Tempat dan alat penjemuran Rp 4.500.000 - Sampah Perahu ketinting Rp. 3.500.000 - Rumah tunggu Rp. 3.000.000 Jumlah investasi periode1 Rp 49.125.000 Periode 2 Rp.

0 Periode 3 Rakit Apung Rp. 11.875.000 Periode 4 Rp 0 Periode 5 Rp.

0 Periode 6 Rakit Apung Rp. 11.875.000 Total investasi Rp. 72.875.000 Pada periode ketiga dan keenam dilakukan penggantian bambu dan tali rafia untuk rakit apung, sedangkan tali ris dan jangkar masih dapat digunakan sampai satu tahun operasi (6 periode). Dengan dilakukan penggantian bambu dan tali rafia pada rakit apung, maka biaya tenaga kerja pada periode ketiga dan keenam pun mengalami peningkatan, yang masing-masing periode sebesar Rp. Biaya Tenaga Kerja - Periode 1 Rp. 13.987.500 - Periode 2 Rp 13.687.500 - Periode 3 Rp 8.812.500 - Periode 4 Rp. 8.812.500 - Periode 5 Rp.

13.687.500 - Periode 6 Rp. 8.812.500 Total Biaya Tenaga kerja Rp. Biaya Operasi Perahu: - Periode 1 Rp. 1.125.000 - Periode 2 Rp 1.125.000 - Periode 3 Rp 1.125.000 - Periode 4 Rp. Think Cell Licence Keygen Idm.

1.125.000 - Periode 5 Rp. 1.125.000 - Periode 6 Rp. 1.125.000 Total Biaya Operasi Perahu Rp. 7.500.000 Total biaya Proyek per tahun Rp. 148.175.000 Kebutuhan biaya proyek selama periode pertama adalah - Biaya Investasi Rp. 49.125.000 - Biaya tenaga kerja Rp.

13.987.500 Total Rp. 64.362.500 ANALISIS KEKUATAN, KELEMAHAN, PELUANG DAN ANCAMAN: Kekuatan: 1.Harga Terjangkau 2.Kualitas terjamin 3.Kebersihan Rumput laut terjamin Kelemahan: 1.Manajemen tradisional 2.Sarana dan prasarana sederhana 3.Sumberdaya manusia yang masih rendah pendidikan 4.Pemasaran yang masih terbatas Peluang: 1.Pangsa pasar yang masih luas 2.Bahan baku yang mudah di dapat 3.Pesaing besar relatip terbatas 4.Biaya produksi yang terjangkau Ancaman: 1.Munculnya pesaing baru RENCANA KEBUTUHAN PINJAMAN Untuk melakukan ekspandi dan akselerasi perusahaan akan meningkatkan kapasitas 50% dari usaha sekarang. Dengan peningkatan kapasitas tersebut diperlukan dana sebesar Rp386.175.000. Dana pinjaman tersebut akan diangsur selama tiga tahun per bulan. Adapun agunan untuk pinjaman tersebut adalah tanah dan bangunan yang ada di atas tempat usaha.

PENUTUP Demikian rancangan proposal yang disusun dalam rangka untuk memenuhi pihak-pihak yang memerlukan dan bagi pemilik sebagai acuan pengembangan bisnis. Bulukumba, 05 Februari 2009 Konsultan Rita Puspita Dewi, S.E, M.M DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA KANTOR WILAYAH DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROPINSI SULAWESI SELATAN KOTA MAKASSAR SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP)MENENGAH NOMOR: 0820 -130 / 2023/PM/XI/2000 1. Nama Perusahaan: PT LAUT SEGARA 2. Merek (milik sendiri/lisensi): MILIK SENDIRI 3.

Alamat Kantor perusahaan: Jl. Andi Muhammadiyah No. 98 Bonto Tiro, Bulukumba Sulawesi Selatan 4. Nama Pemilik / Penanggung Jawab: LA PATANG 5.

Alamat Pemilik / Penanggung Jawab: Jl. Andi Muhammadiyah No. 98 Bonto Tiro, Bulukumba Sulawesi Selatan 6.

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP): 1.562.778.9-801 7. Nilai modal dan kekayaan bersih Perusahaan seluruhnya tidak termasuk Tanah dan Bangunan tempat Usaha: Rp. 500.000.000,-(Lima ratus juta rupiah) 8. Kegiatan Usaha: PERDAGANGAN BARANG 9.

Kelembagaan 10. Bidang Usaha: PERDAGANGAN BESAR: BUDI DAYA PETERNAKAN, PERIKANAN,DAN PERKEBUNAN. Jenis Barang.Jasa Dagangan Utama: BUDI DAYA RUMPUT LAUT SIUP ini diterbitkan dengan ketentuan: PERTAMA: Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) ini berlaku untuk melakukan kegiatan Usaha Perdagangan di seluruh Wilayah Republik Indonesia selama perusahaan masih menjalankan kegiatan Usaha Perdagangan.

KEDUA: Pemilik / Penanggung Jawab wajib menaympaikan laporan kegiatan usaha perdagangannya dua kali dalam setahun dengan jadwal untuk semester pertama paling lambat tanggal 31 Juli dan untuk semester kedua paling lambat tanggal 31 Januari tahun berikutnya bagi SIUP Menengah dan Besar atau bagi SIUP Kecil satu kali dalam setahun, selambat-lambatnya tanggal 31 Januari tahun berikutnya. KETIGA: Tidak berlaku untuk kegiatan Perdagangan Berjangka Komoditi. KEEMPAT: Tidak untuk melakukan kegiatan usaha selain yang tercantum dalam SIUP ini.

Dikeluarkan di: MAKASSAR Pada tanggal: 30 Nopember 2000 Kantor Departemen Perindustrian dan Perdagangan Kota Makassar Kepala, Drs. Achmad Yardhy NIP.